02 June 2008

BERINTERAKSI MENURUT ISLAM

Begitu banyak buku-buku popular mengenai pengembangan diri, seperti karangan Dale Carnegie 'How to Win Friends & Influence People' atau John C. Maxwell '25 Ways To Win With People' atau Stephen R. Covey dengan 'The 7 Habits of Highly Effective People' atau berbagai terbitan Gramedia lainnya seperti 'Cara memperingkatkan kemahiran Komunikasi Anda'.

Bagaimana cara 'hidup lebih baik' dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya, begitulah ungkapan yang disampaikan. Bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, mengasah kepekaan emosional, bertoleransi, selalu bersikap positif, tips-tips mendapat dan mempengaruhi teman, cara berkomunikasi yang baik, memahami lebih dahulu, dan sebagainya.

Menariknya, Islam sebagai agama yang sempurna, sudah mengajarkan semua itu, dengan Rasulullah SAW sebagai model utamanya. "Innama bu'itstu liutammima makaarimal akhlaq" - "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq", demikian sabda Rasulullah SAW. Akhlaq dalam seluruh bidang kehidupan. Bagaimana berinteraksi dengan orang tua, dengan sanak keluarga, dengan tetangga, dan seterusnya. Rasulullah SAW mengajar bagaimana cara berinteraksi dengan sesama muslim juga.

Pertama, mencintai muslim lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri:
"Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampailah dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari & Muslim)

Menyukai apa yang disukai muslim lain sebagaimana dirinya menyukai apa yang dia sukai, dan membenci apa yang dibenci muslim lain sebagaimana dirinya membenci apa yang dia benci:
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan baik (sakit) demam dan tidak bisa tidur" (HR. Bukhari & Muslim)

Seorang muslim itu tidak menyakiti muslim lain dengan perbuatan atau perkataan:
"Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya" (HR. Bukhari & Muslim)

Hendaklah bersikap tawaduk kepada setiap muslim dan tidak sombong kepadanya:
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku hendaklah kamu tawaduk sehingga tidak ada orang yang membanggakan diri kepada yang lain" (HR. Abu Dawud & Ibnu Maajah)

Tidak menyampaikan berita atau mengadu domba kepada sebahagian yang lain tentang apa yang didengarnya daripada sebahagian yang lain:
"Tidak akan masuk Syurga orang yang suka mengadu domba" (HR. Bukhari & Muslim)

Apabila marah kepada seseorang, maka tidak boleh menghindarinya lebih dari tiga hari:
"Tidak boleh seorang muslim menghindari saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya saling bertemu lalu saling berpaling. Sebaik-baik orang di antara keduanya adalah orang yang memulai mengucapkan salam" (HR. Bukhari & Muslim)

Melakukan kebaikan kepada setiap muslim semampunya dengan tidak membezakan antara keluarga dan yang bukan keluarga:
"Abu Hurairah ra berkata bahawa Rasulullah SAW tidak pernah berbicara dengan seseorang melainkan beliau menghadapkan wajahnya ke wajah teman bicaranya lalu Rasulullah SAW tidak akan berpaling dari wajah seseorang sebelum dia selesai berbicara" (HR. Ath-Thabrani)

Tidak masuk ke rumah muslim lain tanpa meminta izin. Jika sampai tiga kali tidak diizinkan, maka harus kembali (pulang):
"Meminta izin itu tiga kali. Yang pertama untuk menarik perhatian tuan rumah, kedua memperbaiki, dan ketiga agar memberi izin atau menolak" (HR. Bukhari & Muslim)

Menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak:
"Tidak termasuk dalam golongan kami orang yang tidak menghormati orang tua dan tidak menyayangi anak kecil" (HR. Bukhari & Abu Dawud)

Selalu memberikan kegembiraan, bermuka manis, dan bersikap lembut kepada semua muslim:
"Tahukah kamu kepada siapa api neraka diharamkan?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui". Lalu Nabi SAW bersabda, "Kepada orang yang lemah lembut, yang selalu memudahkan, dan selalu dekat (akrab)" (HR. Tirmidzi)

Janganlah berjanji kecuali bermaksud menepatinya:
"Ciri-ciri orang yang munafik itu terbahagi kepada tiga; apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan apabila diberi amanah dia berkhianat" (HR. Bukhari & Muslim)

Bersikap adil dan tidak melakukan sesuatu kepada muslim lain kecuali apa yang ia sukai untuk diperlakukan kepada dirinya sendiri:
"Siapa yang ingin dijauhkan dari api Neraka dan masuk Syurga maka hendaklah dia mati dalam keadaan mengucap bahawa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dan hendaklah dia memperlakukan orang lain dengan sesuatu yang disukainya jika dilakukan pada dirinya" (HR. Muslim)

Mendamaikan sesama muslim yang bersengketa jika menemukan jalan (penyelesaian) ke arah itu:
"Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara kamu kerana sesungguhnya Allah akan memperbaiki hubungan di antara orang-orang beriman di Hari Kiamat" (HR. Al-Hakim)

Menutup aib setiap muslim:
"Siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat" (HR. Muslim)

Menghindari tempat-tempat yang boleh mendatangkan fitnah demi untuk menjaga hati orang lain agar tidak berburuk sangka dan juga untuk menjaga lidah mereka agar tidak mengumpat:
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik ra bahawasanya Rasulullah SAW berbicara dengan salah seorang isterinya kemudian ada lelaki lalu dipanggil oleh Nabi SAW seraya berkata, "Ya Fulan, ini adalah isteriku Shafiyyah".

Membantu setiap muslim yang memerlukan pertolongan dan berusaha memenuhi pertolongan saudaranya itu sesuai kemampuannya:
"Sesungguhnya aku diberi dan diminta. Sering diminta kepadaku pertolongan sedangkan kamu ada di sisiku, maka ikutlah memberi bantuan agar kamu diberi pahala dan Allah SWT memutuskan apa yang dicintai-Nya melalui kedua tangan Nabi-Nya" (HR. Bukhari & Muslim)

Mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum berkata kepada muslim lain dan menjabat tangan ketika memberi salam itu:
"Jika salah seorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya maka ucapkanlah, Assalamu'alaikum warahmatulLah" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi & an-Nasa'i)

"Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabatan tangan melainkan keduanya akan diampunkan (dosanya) sebelum mereka berpisah" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi & Ibnu Majah)

Menjaga kehormatan jiwa dan harta saudaranya sesama muslim dari kezaliman orang lain apabila dirinya mampu membela dan menolong serta mampu memperjuangkannya sebab itu merupakan kewajiban baginya:
"Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya maka dia akan terlindung dari api Neraka" (HR. Tirmidzi)

Menjawab ucapan muslim lain yang bersin:
"Seorang muslim yang bersin dijawab jika dia bersin tiga kali dan jika (lebih dari tiga kali) maka itu adalah penyakit flu" (HR. Abu Dawud)

Memberi nasihat kepada setiap muslim dan bersungguh-sungguh ingin selalu memberikan kegembiraan ke dalam hati setiap muslim itu:
"Sesungguhnya salah seorang di antara kamu adalah cermin bagi saudaranya, jika dia melihat sesuatu (pada saudaranya) maka hendaklah dia membersihkannya" (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

Melawat muslim yang sakit:
"Siapa yang melawat orang sakit bererti dia duduk di taman-taman Syurga, jika dia hendak berdiri, maka ditugaskan tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakannya sampai malam hari" (HR. al-Hakim)

Mengiringi jenazah orang muslim:
"Barang siapa yang mengiringi jenazah, maka akan mendapatkan pahala satu qirath. Jika dia berdiri sampai jenazah itu dikubur, maka dia mendapatkan pahala dua qirath" (HR. Bukhari & Muslim)

"Satu qirath seperti (berat/besarnya) bukit Uhud" (HR. Muslim)

Menziarah kubur orang muslim:
"Aku belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakutkan dari kuburan" (HR. Tirmidzi, Ibnu Maajah, & al-Hakim)

No comments: